Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

RENJANA

Gambar
Dokumentasi Pameran Dendang Calon Guru #18 Taman Budaya Yogyakarta, Januari 2024 Ia hampir lupa bagaimana hujan membisikkan lagu lembutnya,   Tetes-tetesnya menari di jendela berembun,   Menyusup ke dalam sunyi malam,   Menyentuh jiwa yang tenggelam dalam memori yang samar. Di pojokan kedai kopi, dalam cahaya remang-remang,   Ia dulu menemukan pelarian dalam aroma hangatnya,   Tempat di mana rindu terbungkus dalam cangkir-cangkir tua,   Saksi bisu dari perbincangan yang tak pernah usai,   Tentang mimpi-mimpi yang selalu berada di ujung harapan. Baginya, semua yang dahulu dicintai kini terasa hampa,   Seperti bayangan yang memudar dalam kabut waktu yang tak berhenti berputar,   Ada kesedihan yang tak sepenuhnya terhapus oleh tawa yang tampak ceria,   Tawa yang menyembunyikan luka mendalam, yang tak kunjung sembuh. Ia terikat pada banyak hal—perasaan yang tak bisa disingkirkan dalam sekejap...

(Monolog I) BALIHO KOSONG DI TENGAH KOTA

Pagi, seperti sebuah orkestra yang tidak pernah lelah, mengalun meriah di jalan-jalan sempit kota. Orang-orang, seperti barisan pelari dalam lomba yang tak kunjung usai, bergerak penuh semangat, seakan taruhan tak tertulis menggantung di udara. Aku, dalam kesendirian helm yang memburam, memejamkan mata sejenak, membiarkan geramku menjalar dalam bisikan batin, “Bisakah mereka bersabar?” Seru batinku, terperangkap di balik kaca helm yang mengaburkan pandangan. Arloji yang menari di pergelangan tangan mengungkapkan waktu dengan ketelitian, tepat pukul enam pagi. "Hmm," gumamku, setidaknya hari ini jantungku tak dipaksa menari liar dalam ritme yang menegangkan. Di persimpangan, pedagang-pedagang berserakan, menciptakan kekacauan dalam arus jalan yang terganggu. Di seberang sana, pasar tradisional memeriahkan suasana dengan hiruk-pikuknya. Aku membuka kaca helm, membenahi jilbab yang kini telah kehilangan kesempurnaan awalnya, menyerupai lukisan yang hampir pudar oleh waktu. Di ce...