RENJANA

Dokumentasi Pameran Dendang Calon Guru #18 Taman Budaya Yogyakarta, Januari 2024 Ia hampir lupa bagaimana hujan membisikkan lagu lembutnya, Tetes-tetesnya menari di jendela berembun, Menyusup ke dalam sunyi malam, Menyentuh jiwa yang tenggelam dalam memori yang samar. Di pojokan kedai kopi, dalam cahaya remang-remang, Ia dulu menemukan pelarian dalam aroma hangatnya, Tempat di mana rindu terbungkus dalam cangkir-cangkir tua, Saksi bisu dari perbincangan yang tak pernah usai, Tentang mimpi-mimpi yang selalu berada di ujung harapan. Baginya, semua yang dahulu dicintai kini terasa hampa, Seperti bayangan yang memudar dalam kabut waktu yang tak berhenti berputar, Ada kesedihan yang tak sepenuhnya terhapus oleh tawa yang tampak ceria, Tawa yang menyembunyikan luka mendalam, yang tak kunjung sembuh. Ia terikat pada banyak hal—perasaan yang tak bisa disingkirkan dalam sekejap...